Mengenal Tangga Nada Musik Diatonis di Indonesia 

2 min read

Mengenal Tangga Nada Musik Diatonis di Indonesia

Musik menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Selain memberikan kenyamanan dan kebahagiaan dalam berbagai suasana hati dan musik memiliki pengaruh yang besar. Di balik keindahannya, terdapat elemen-elemen yang merangkai sebuah musik–yang sering disebut sebagai tangga nada. Tangga nada adalah dasar banyak musik yang kita dengar, dan salah satu jenisnya adalah tangga nada diatonik.

Jadi, apa itu tangga nada diatonik dan instrumen apa yang memakainya? Terus baca untuk mengetahui jawabannya!

Apa itu Tangga Nada Diatonis?

Mengetahui tangga nada adalah suatu hal penting ketika memahami dunia musik. Tangga nada merujuk pada urutan nada yang diatur secara bertingkat. Dalam beragam jenis tangga nada yang ada, salah satu contoh tangga nada adalah diatonis. Skala diatonik sering disebut sebagai skala “alami” karena memiliki suara yang paling alami bagi telinga. Skala ini terdiri dari lima langkah penuh dan dua langkah setengah yang tersusun dalam pola yang berbeda.

Selain itu, skala diatonik sering digunakan dalam lagu-lagu terkenal Indonesia dengan melodi modern dan kontemporer. Contohnya adalah lagu-lagu seperti “Hari Merdeka” dan  “Balonku” yang menggunakan skala diatonik.

Ciri-ciri Tangga Nada Diatonis

Dalam skala diatonik, ada dua jenis tangga nada diatonis, yaitu diatonis mayor dan minor. Tetapi apa perbedaanya dengan dua jenis ini? Jangan khawatir, karena dibawah ada penjelasannya nih! Yuk, di simak apa saja ciri-ciri tangga nada diatonis mayor dan minor serta contoh tangga nada diatonis!

Tangga Nada Diatonis Mayor

Jenis pertama dari skala diatonik disebut sebagai skala mayor diatonik. Skala ini terdiri dari selisih atau interval antara setiap nada dan dapat diwakili sebagai berikut: 1-1-½-1-1-1-½ atau C-D-E-F-G-A-B-C’.

Ini berarti bahwa ada selisih atau interval tertentu antara setiap nada. Contohnya, selisih antara C dan D satu nada. Pola ini berlanjut hingga nada terakhir, yang memiliki interval setengah langkah dari E ke F. Notasi solmisasi ini juga dapat diungkapkan sebagai: do-re-mi-fa-sol-la-si-do’.

Selain itu, skala mayor diatonik juga mempunyai karakteristik yang mencolok. Satu ciri tentang diatonis mayor itu sering mencakup melodi yang kuat dan energik, sehingga skala ini cocok untuk musik dengan ritme yang ceria dan hidup.

Tangga Nada Diatonis Minor

Jenis kedua dari skala dalam skala diatonik disebut sebagai skala minor diatonik. Susunan tangga nada diatonis minor ini juga memiliki interval atau jarak antara nada yang dapat diwakili sebagai: 1-½-1-1-½-1-1 atau A-B-C-D-E-F-G-A’.

Proses ini mirip dengan skala mayor diatonik, di mana interval dari A ke B dianggap sebagai 1 nada, dan interval dari B ke C adalah setengah atau semitone. Pola ini berlanjut secara konsisten hingga nota terakhir. Notasi solmisasi ini dapat dilihat sebagai: la-si-do-re-mi-fa-sol-la’.

Dalam skala minor diatonik, mereka sering menunjukkan karakteristik yang kurang energetik dengan melodi yang melankolis. Harmoni dan irama musik ini biasanya cocok untuk lagu-lagu yang menghadirkan suasana yang sedih atau sendu.

Contoh Alat Musik Tradisional Tangga Nada Diatonis

Banyak lagu Indonesia menghadirkan melodi yang berasal dari alat musik yang menggunakan skala diatonik. Meskipun sebagian alat musik tersebut memiliki tangga nada yang berbeda, namun tangga nada musik daerah nusantara didominasi oleh tangga nada diatonis.

Jadi, apa sajakah alat musik tersebut? Di bawah ini adalah beberapa contohnya.

Gamelan 

Instrumen musik pertama yang menggunakan skala diatonis adalah gamelan. Gamelan adalah sebuah ansambel yang menggabungkan berbagai instrumen musik, termasuk gambang, gendang, dan gong. Kombinasi ini menghasilkan sistem nada diatonis yang menghadirkan suara yang indah saat dimainkan secara harmonis.

Angklung

Alat musik kedua ini dikenal sebagai angklung dan berasal dari Sunda, Jawa Barat. Alat musik ini menggunakan skala diatonis, dan melodinya sering kali dipentaskan dalam festival musik atau pertunjukan live. 

Suling 

Jenis alat musik ketiga ini dikenal sebagai “suling.” Alat musik ini sebagian besar terbuat dari bambu dan berfungsi sebagai alat musik tiup. Terdapat berbagai variasi suling di Indonesia, sering kali berbeda dalam skala musik mereka, meskipun sebagian besar dari mereka menggunakan skala diatonik.

Kolintang

Jenis alat musik Indonesia terakhir yang menggunakan skala diatonik sebagai melodi adalah kolintang. Alat musik ini berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara, dan dalam sebagian besar musik yang menggunakan kolintang memiliki nada yang ceria dan harmonis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *