Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda pada Bulan Oktober

2 min read

Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda pada Bulan Oktober

Bulan Oktober di Indonesia adalah momen penting dan bersejarah. Masyarakat Indonesia mengenal dengan Sumpah Pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Sejarah mencatat peristiwa ini membuat pemuda Indonesia bersatu untuk mendukung kemerdekaan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian Sumpah Pemuda dan menghormati semangat perjuangan para pemuda untuk kemerdekaan Indonesia.

Yuk, simak lebih lanjut tentang sejarah lahirnya Sumpah Pemuda di bawah ini!

Apa itu Sumpah Pemuda? 

Peristiwa Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian paling bersejarah di Indonesia. Arti Sumpah Pemuda menjadi tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan.

Tahun 1928 Indonesia masih dijajah oleh kekuasaan Belanda. Namun, pada tanggal 28 Oktober 1928 sekitar seratus pemuda dari Jakarta merasa semakin ingin menyuarakan keinginan mereka untuk merdeka dari kekuasaan Belanda. Mereka merasa ini penting untuk dilakukan. Alasannya, karena Belanda masih menjajah Indonesia.

Kongres Pemuda II bukan hanya tempat berdiskusi, tapi juga sangat bersejarah karena menandai semangat pemuda Indonesia yang bersatu untuk mencapai kemerdekaan dan membangun negara merdeka, seperti yang diamanatkan dalam tujuan Sumpah Pemuda. Oleh karena itu, dalam kongres ini ide-ide revolusioner pun muncul.

Sejarah Singkat Lahirnya Sumpah Pemuda

Sejarah Sumpah Pemuda berkembang melalui serangkaian pertemuan dan peristiwa sebelum mencapai Kongres Pemuda Kedua. Sebelum kongres tersebut diselenggarakan, para pemuda Indonesia mengadakan pertemuan awal. Sumpah Pemuda diawali oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang terdiri dari para pelajar dari seluruh Indonesia.

Organisasi ini menjalankan beberapa kali kongres yang bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang telah tumbuh di dalam benak dan sanubari pemuda-pemudi. Pelaksanaan organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) tercatat beberapa kali melakukan pertemuan sebagai kongres hingga melahirkan Sumpah Pemuda. Berikut pertemuan-pertemuan yang menjadi awal terbentuknya Sumpah Pemuda.

Rapat Pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond

Pertemuan pertama terjadi pada tanggal 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Ketua Kongres, Sugondo Djojopuspito, memberikan pidato yang penuh semangat. 

Sugondo berharap kongres ini akan menjadi momen penting dan sadar bahwa ini adalah saat bersejarah yang dapat menginspirasi pemuda untuk bersatu demi kemerdekaan, dengan mempertimbangkan lima faktor, seperti sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop

Pertemuan kedua terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Topik pembicaraan mengangkat tema pendidikan sebagai fokus utama. Dua pembicara utama, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berbicara tentang pendidikan nasional.

Keduanya sangat menekankan bahwa pendidikan harus mempromosikan identitas kebangsaan pada anak-anak. Mereka juga menyoroti pentingnya seimbang antara pendidikan di sekolah dan di rumah.

Rapat Ketiga, Gedung Indonesische Clubgebouw

Pertemuan ketiga terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw. Soenario, Ramelan, dan Theo Pengamanan berbicara tentang pentingnya nasionalisme, demokrasi, dan peran gerakan kepanduan dalam perjuangan kemerdekaan. Mereka sepakat bahwa kepanduan adalah dasar penting untuk mendidik anak-anak menjadi disiplin dan mandiri, serta pandu sejati harus mencintai Indonesia. 

Menariknya, sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” oleh Wage Rudolf Supratman melalui lantunan biola. Lagu tersebut disambut dengan sangat antusias oleh peserta kongres. Kemudian kongres ditutup dengan pembacaan sebuah keputusan oleh Sugondo Djojopuspito. Keputusan ini dirumuskan oleh Mohammad Yamin.

Isi Sumpah Pemuda

Persatuan para pemuda-pemudi Indonesia berhasil dipupuk setelah beberapa kali melakukan perkumpulan dalam kongres. Keterlibatan pemuda-pemudi bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, seperti Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Sumatera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar Peladjar Indonesia. 

Hasilnya sebuah putusan Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia keluar dengan tiga teks dan maknanya tercantum dalam Sumpah Pemuda.

  1. “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.” Ini berarti bahwa kami, sebagai anak-anak Indonesia, bersumpah bahwa kita semua memiliki keturunan yang sama, yaitu sebagai warga negara Indonesia.
  1. “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.” Artinya adalah anak-anak Indonesia menyatakan bahwa kita adalah satu kelompok, yaitu bangsa Indonesia, dan kita bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
  1. “Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Arti dari teks ini adalah anak-anak Indonesia berjanji untuk berbicara dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa yang menghubungkan kita semua.

Fakta Lahirnya Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda memiliki beberapa aspek unik lain yang membuatnya sangat berarti. Baik dalam konteks sejarahnya maupun fakta menarik yang berkaitan, Sumpah Pemuda adalah sesuatu yang patut dipelajari. Berikut fakta menarik lahirnya Sumpah Pemuda.

Nama “Sumpah Pemuda”

Saat ini Sumpah Pemuda diakui sebagai momen penting dalam perjuangan kemerdekaan. Namun, saat diungkapkan dalam kongres ikrar itu belum memiliki nama resmi. Nama “Sumpah Pemuda” baru diperkenalkan beberapa hari setelah kongres berlangsung.

6 Perempuan yang Mengikuti Kongres

Peran perempuan dalam Kongres Pemuda II tidak begitu mencolok. Meskipun sebenarnya ada lebih dari 700 peserta dalam kongres tersebut, hanya ada 82 yang tercatat secara resmi. Dari peserta perempuan, hanya enam yang hadir, dan dari keenamnya, hanya tiga yang memberikan pidato dalam kongres, yaitu Mardanas Safwan, Emma Poeradiredjo, dan Siti Soendari.

Rumah Tempat Kongres Menjadi Museum Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda berlangsung di sebuah rumah di Jalan Kramat Raya, Nomor 106, Jakarta Pusat, yang dahulu digunakan sebagai tempat tinggal pelajar dan mahasiswa. Pada tahun 1972, rumah tersebut diubah menjadi Museum Sumpah Pemuda yang dapat kamu kunjungi untuk memahami lebih banyak tentang sejarah kemerdekaan Indonesia dan khususnya mengenai Sumpah Pemuda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *